Batik Mempunyai Nilai Ekonomis Yang Tinggi
Batik adalah salah satu
kebudayaan tradisi Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO dan menjadi
kebanggan bangsa. Batik sebagai identitas bangsa harus dilestarikan serta
dijaga keberadaannya serta perlunya pengembangan batik. Untuk melakukan hal tersebut,
Kementerian Perindustrian DIY
melakukan workshop yang bertajuk ‘Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa”.
Workshop yang sedianya akan dibuka oleh Walikota Yogyakarta Drs. H. Haryadi
Suyuti tidak bisa dilaksanakan dan diwakilkan oleh Sekda Kota Yogyakarta Titik Sulastri.
Menjaga batik tidak bisa hanya dilakukan oleh pecinta batik saja. Tetapi Peranan pemerintah
sangat besar dalam melestarikan dan menjaga batik. Mewujudkan hal itu,
pemerintah kota sudah melaksanakannya dengan pemakaian batik sebagai seragam
kantor.Pelestarian batik juga tidak bisa lepas dari para pengrajin batik.
Batik selain mempunyai makna dan
nilai seni yang tinggi juga mempunyai nilai ekonomi bagi pengrajin dan pengusaha. Pengrajin batik saat
ini sangat kurang khususnya batik tulis. Pengrajin batik tulis saat ini masih
didominasi oleh orang tua. Untuk itu perlu dilakukan regenarasi untuk
meneruskan keberadaan batik tulis.
Untuk melaksanakan itu, pemerintah melalui Kementerian
Perindustrian telah melakukan pelatihan pelatihan membatik termasuk melakukan
riset bahan, pewarnaan, corak serta melatih generasi muda untuk belajar
membatik. Workshop yang dilaksanakan di gedung Soga Balai Besar Kerajinan dan
Batik selain mengulasa dan membahas tentang industri batik juga memamerkan
batik hasil karya UKM binaan.
Dalam perkembangannya batik harus
melakukan inovasi baik warna maupun coraknya tanpa mengubah esensi dari batik
sendiri. Pengembangan motif, bahan, dan
pewarnaan harus dilakukan untuk menambah
khasah seni batik serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi pengrajin batik. (Kris/Wis)
membatik bersama diikuti oleh siswa siswa SD |