Rabu, 17 Oktober 2012

Batik Mempunyai Nilai Ekonomis Yang Tinggi


Batik Mempunyai Nilai Ekonomis Yang Tinggi

Batik adalah salah satu kebudayaan tradisi Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO dan menjadi kebanggan bangsa. Batik sebagai identitas bangsa harus dilestarikan serta dijaga keberadaannya serta perlunya pengembangan batik. Untuk melakukan hal tersebut, Kementerian  Perindustrian  DIY  melakukan workshop yang bertajuk ‘Batik Sebagai Warisan Budaya Bangsa”. Workshop yang sedianya akan dibuka oleh Walikota Yogyakarta Drs. H. Haryadi Suyuti tidak bisa dilaksanakan dan diwakilkan  oleh Sekda Kota Yogyakarta Titik Sulastri.

Menjaga  batik tidak bisa hanya dilakukan oleh  pecinta batik saja. Tetapi Peranan pemerintah sangat besar dalam melestarikan dan menjaga batik. Mewujudkan hal itu, pemerintah kota sudah melaksanakannya dengan pemakaian batik sebagai seragam kantor.Pelestarian batik juga tidak bisa lepas dari para pengrajin batik.

Batik selain mempunyai makna dan nilai seni yang tinggi juga mempunyai nilai ekonomi  bagi pengrajin dan pengusaha. Pengrajin batik saat ini sangat kurang khususnya batik tulis. Pengrajin batik tulis saat ini masih didominasi oleh orang tua. Untuk itu perlu dilakukan regenarasi untuk meneruskan keberadaan batik tulis.

Untuk melaksanakan  itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah melakukan pelatihan pelatihan membatik termasuk melakukan riset bahan, pewarnaan, corak serta melatih generasi muda untuk belajar membatik. Workshop yang dilaksanakan di gedung Soga Balai Besar Kerajinan dan Batik selain mengulasa dan membahas tentang industri batik juga memamerkan batik hasil karya UKM binaan.

Dalam perkembangannya batik harus melakukan inovasi baik warna maupun coraknya tanpa mengubah esensi dari batik sendiri.  Pengembangan motif, bahan, dan pewarnaan  harus dilakukan untuk menambah khasah seni batik serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi  bagi pengrajin batik. (Kris/Wis)


membatik bersama diikuti oleh siswa siswa SD