Selasa, 12 Februari 2008

HAL 4/ PBTY

Pekan Budaya Tionghoa Jogjakarta ke 3
Dalam rangka memeriahkan tahun baru Imlek 2559, pemerintah kota Jogja bekerjasama dengan warga Tionghoa menggelar acara yang bertajuk Pekan Budaya Tionghoa Jogjakarta. Pekan budaya ini sudah berlangsung untuk yang ketiga kalinya. Dalama acara ini, banyak sekali agenda kegiatan yang akan dilaksanakan . mulai dari bazaar, pameran budaya dan kirab buidaya.
Acara ini akan dilaksanakan dan dibuka pada tanggal 7 Februari jam 19.00 DI buka oleh Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Pakualam IX. Pameran dan bazaar akan bertempat di sepanjang jalan Ketandan Wetan. Di dalam acara ini akan banyak sekali dipamerkan barang seni dan pernak pernik yang menjadi cirri khas warga Tionghoa. Selain itu juga akan banyak stand yang menisci acara ini mulai dari makanan hingga pakaian.
Tidak hanya itu, didalam peryaan ini juga akan ditampilkan pertunjukkan wayang Potehi. Wayang Potehi yaitu wayang yang berasal dari Tionghoa. Wayang ini sendiri sudah termasuk kesenian yang langka dan jarang di pertontonkan sehingga banyak generasi muda dan masyarakat umum tidak tahu akan adanya kesenian wayang Potehi, tutur Isman Indarto ketua RW 06 Ketandan.
Pekan budaya Tionghoa akan berlangsung hingga tanggal 11/2. untuk menambah semaraknya acara dan menghibur warga Jogja, akan digelar kirab budaya. Kirab budaya akan dilaksanakan Sabtu 9 Februari pukul 15.00 WIB. Kirab budaya akan dimeriahkan oleh Club Moge (motor gede), Reog Ponorogo, Barongsai dan atraksi Liong yang akan dimeriahkan oleh Yon Armed Magelang.
Kirab akan menempuh rute yang dimulai dari taman parkir Abu Bakar Ali melewati Malioboro dan berakhir di jalan Ketandan Wetan. Ada sesuatu yang didalam pekan budaya inii, yaitu pertunjukkan Ludruk Mataraman yang dimainkan oleh warga Tionghoa yang berkolaborasi dengan seniman Jogja dan pejabat pemerintah. Keunikkan dari Ludruk Mataraman ini menjadi contoh sebuah akulturasi budaya
Selain untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Tionghoa kepada masyarakat jogja juga diharapkan akan terjadinya akulturasi budaya yang yang benar benar positif. Akulturasi budaya yang baik, nantinya akan menumbuhkan keharmonisan dalam bermsyarakat sehingga tercipta masyarakat yang saling toleran dan saling menghormati. (wis/ti)