Selasa, 12 Februari 2008

HAL 9/ Walikota / IPTU Hendro



Walikota Resmikan SDN 3 Kotagede



Walikota Jogjakarta Herry Zudianto meresmikan gedung baru SDN 3 Kotagede. Peresmian dilaksanakan 15/01/07 dan disaksikan oleh Gilang Iskandar perwakilan dari RCTI Peduli, Ir Daryanto yang diwakili staf BPPD, kepala bagian kerjasama Kadri Renggono, FA Prasetyo ketua RCTI Peduli dan tamu undangan.
Gedung SDN 3 Kotagede yang rusak parah akibat gempa dibangun kembali dengan yang diperoleh dari sumbangan pemirsa RCTI. Kepala sekolah Susana Sujiati dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas batuan tersebut. Diharapkan dengan gedung yang baru ini, suasana belajar menjadi lebih nyaman dan lebih konsentrasi.
Selain meresmikan gedung baru walikota juga menekankan kepada murid dan guru untuk lebih peduli kepada lingkungan sekolah. Dengan menyediakan waktu sepulang sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah dan menanam pohon sebagai perindang serta sebagai tanda kepedulian atas terjadinya pemanasan Global.(wis)




Kanit Patwal Polres Bantul, Iptu Hendro
“Sapu” Harus Bersih Sebelum Digunakan




Banyaknya sorotan masyarakat terhadap kinerja polisi lalulintas membuat polisi harus berbenah diri. Banyak masyarakat mengganggap polisi lalu lintas itu hanya memberikan tilang dalam setiap operasi maupun pada masyarakat yang dianggap melanggar peraturan lalu lintas. Anggapan itu jelas sangat mendiskreditkan posisi polisi.
Menurut Iptu Hendro anggapan masyarakat tentang polisi seperti itu salah. Operasi dilakukan juga untuk ketertiban dan keselamatan serta kenyamanan dalam berkendara. Selain untuk itu, operasi juga berfungsi untuk menekan angka kasus pencurian kendaraan bermotor. Sebelum melakukan razia rutin, biasanya anggota diberi pengarahan terlebih dahulu.
Selain memberi pengarah Iptu Hendro juga melakukan pemeriksaan kelengkapan anggotanya baik surat berkendaraan maupun kelengkapan fisik kendaraan. Mulai dari plat nomor harus sesuai dengan yang tertera di STNK. Ada anggota yang menggunakan plat tidak sesuai dengan yang tertera di STNK, langsung diberi teguran agar anggota membetulkan plat tersebut. Penggunaan plat nomor yang bisa di baca hanya untuk gagah-gagahan saja. Sedangkan tugas polisi tidak untuk gagah gagahan tetapi untuk mengabdi ke masyarakat.
Masyarakat akan menilai kinerja polisi bagus apabila memang polisi bisa mengabdi kepada masyarakat. “Bagaimana mungkin menerapkan dan melaksanakan peraturan terhadap masyarakat apabila orang yang ditugasi menegakkan peraturan tidak taat pada peraturan tersebut”, imbuhnya
polisi juga mengharapkan kerjasama masyarakat dalam menegakkan peraturan berlalu lintas.
Tidak setiap pelanggaran langsung diberikan tilang, tetapi diberikan pengarahan pengarahan terlebih dahulu kepada masyarakat terutama bagi anak sekolah yang tidak mempunyai SIM. Banyaknya pelajar yang tidak mempunyai SIM paling banyak dijumpai dalam setiap razia. Selain tingginya pelanggaran lalulintas oleh pelajar, ternyata korban kecelakaan yang melibatkan pelajar ternyata menyampai 30%.
Untuk menekan angka itu polisi menghimbau kepada orangtua untuk memberikan SIM dan adat berlalu lintas agar nyaman aman dan terhindar dari kecelakaan dalam berkendara.orang tua bisa memulainya dengan yang termudah, misalnya penggunaan hlem standart. Kata Kanit Patwal Polres Bantul Iptu Hendro.(wis/ti)